Part 3
Ternyata benar. Dia menjengukku. Dan dia menjelaskan
semuanya. Rasya sakit. Dan dia tidak ingin aku mengetahui penyakitnya. Dan sampai
saat ini pun dia tidak mau memberitahuku tentang penyakitnya. Sakit apa dia? Separah
itukah? Dan ketika Rasya selesai bercerita aku langsung memeluknya dan perlahan
aku meneteskan air mata.
“Sudahlah,
Ra. Aku sudah sembuh. Buktinya aku di sini sekarang” sambil sesekali mengelus
rambutku
“Bagaimana
kalau kamu tiba – tiba pergi lagi? Aku nggak mau kamu pergi, Sya”
“Nggak.
Aku nggak akan pergi ninggalin kamu. Janji deh” katanya sambil mengacungkan
jari kelingkingnya
Rasanya
aku sudah sembuh dari sakitku ini. Akhirnya aku dan Rasya memutuskan untuk pergi
ke Sarangan. Udah lama aku sama Rasya nggak pergi ke Sarangan. Hal yang paling
aku suka di Sarangan adalah ketika memetik strawberry dan sekarang aku udah
nggak sabar untuk memetik buah merah kecil itu lagi
Di perjalanan
aku bercerita banyak tentang keseharianku di kampus. Dan aku melihat Rasya
tertawa. Ah ini dia yang aku rindukan. Sudah sekian lama aku nggak melihat
senyum dan tawa Rasya. Cukup puas melihat dia tertawa lagi
“Udah
sampai nih. Jaketmu mana?” Tanya Rasya
“Oh
iya!aku lupa nggak bawa jaket. Pasti di luar dingin”
“Kamu
ini masih sama kayak 3 tahun yang lalu. Ini pakai jaketku”
Kemudian
Rasya melepas jaketnya dan memberi jaketnya kepadaku. “Rasya kumohon jangan
pergi lagi” kataku dalam hati
“Alira
buruan. Strawberry nya besar – besar nih”
“Iya
tunggu” teriakku sambil berlari ke arahnya
Akhirnya
aku dan Rasya memetik strawberry di sana. Dan karena terlalu lama di sana,
akhirnya kita memesan 2 kamar di sebuah penginapan. Aku dan Rasya menginap di
sana mungkin 2 malam. Untung saja aku membawa baju dan kuliahku libur.
Setelah
sampai di penginapan, aku menuju kamarku dan Rasya menuju ke kamarnya. Dan cepat
– cepat aku mandi, menuju kamarnya Rasya dan mengajaknya makan malam karena aku
sudah mulai lapar.
“Sya,
makan yuk” kataku
“Ayo
mau makan apa?”
“Sate
ayam?”
Akhirnya
aku dan Rasya membeli sate ayam. Di sana aku menikmati malam yang dingin dengan
langit penuh bintang dan Rasya di sampingku.
“Alira
minggu depan aku mau pergi” katanya dengan nada lirih
“Ke
mana? Pergi lagi? Pergi lama lagi? Ninggalin aku lagi?” teriakku
Bersambung.
0 komentar:
Posting Komentar