Cerpen (Part 1)
LATE!
Entah karena apa, hari ini langit
tak ingin berhenti menangis. Sama halnya dengan aku. Hari ini rasanya aku tak
ingin berhenti menangis. Apakah ini yang namanya sebuah kebetulan? Rasya, ke
mana dia sekarang? Apa yang dia lakukan sekarang? Bagaimana kabarnya? Adakah waktu
untuk bertemu denganku sebentar saja? Apa kamu sadar yang kamu lakukan ini
membuatku berantakan? Aku tidak bisa melupakanmu, Sya. Kenapa kamu pergi begitu
saja? Sudah 3 tahun kamu pergi dan tidak pernah menghubungiku. Dan, bagaimana
perasaanmu kepadaku? Masihkah sama dengan 3 tahun yang lalu? Sebelum kamu pergi
begitu saja.“Alira, keluar sayang. Ini ada
yang cariin kamu. Kasihan udah nunggu dari tadi”
Itu suara Ibu. Dan ada yang
mencariku? Jarang sekali ada yang mencariku. Semoga saja Rasya. Dan Rasya tidak
boleh melihatku seperti ini. Aku harus terlihat cantik.
“Iya bu sebentar” jawabku sambil
merapikan penampilanku
Rasya? Apakah benar itu Rasya? Postur
tubuhnya seperti Rasya. Ah pasti ini mimpi.
“Bi,
Alira mimpi ya?” tanyaku kepada Bi Irah
“Nggak
non, Non Lira lagi sadar kok” jawab Bi Irah sambil mencubitku. Dan ternyata
sakit. Tidak, aku tidak mimpi.
Rasya? Setelah
3 tahun pergi akhirnya dia kembali. Ingin sekali aku memeluknya dengan erat. Dan
aku juga ingin memarahinya karena dia membuatku seperti ini. Ah, tidak. Aku lebih
baik memeluknya.
Sesegera
mungkin aku menemuinya, berlari menuruni tangga. Namun di tengah – tengah tangga
aku berhenti lalu berpikir “apakah aku sanggup bertemu Rasya lagi?”. Tidak aku
harus bisa menemuinya lagi. Dan aku kembali berlari karena tak ingin ia
menungguku terlalu lama
Bersambung
0 komentar:
Posting Komentar