Kamis, 26 Mei 2016

Edit Posted by with No comments
                “Rasya?” sapaku dengan perlahan dan meneteskan air mata
                “Alira? Ini aku Rasya” jawabnya
                “Iya aku tahu kalau kamu Rasya. Ke mana aja kamu selama ini? Tiga tahun  aku nungguin kamu tanpa kabar darimu. Apa kamu tahu perasaanku selama ini? Kamu egois Sya. EGOIS”
                Aku berlari menuju kamarku. Tak peduli apa bagaimana keadaan Rasya di sana. Aku menangis sejadi – jadinya. Dan terdengar Ibu dan Rasya mengetuk pintu kamarku. Aku kecewa sama Rasya. Mau apa dia ke sini? Mau pergi lagi? Buat apa dating kalau akhirnya pergi lagi. Aku marah sejadi – jadinya sama Rasya
                “Alira, bukain pintu gih bentar aja” kata ibuku
                “Masuk bu. Ibu punya kunci cadangan kan” kataku
                Akhirnya Rasya masuk ke kamarku. Dia berdiri tepat di depanku. Dan aku tak sanggp untuk menahan air mata ini. Aku menangis di depan Rasya. Rasya terdiam di depanku sambil sesekali dia mengelus kepalaku.
                “Alira tenang dulu. Aku mau jelasin ke kamu semuanya, Ra”
                “Apalagi yang mau kamu jelasin? Kamu mau pergi lagi?”
                “Bukan Ra. Aku pergi bukan buat ninggalin kamu. Aku Cuma lagi ada masalah aja Ra. Makanya aku pergi. Dan maaf kalau waktu itu aku nggak ngabarin kamu dulu”
                “Masalah apa? Bukannya kita sudah janji kalau ada masalah pasti cerita?”
                Rasya terdiam. Begitu pula aku. Dan kami berdua diam di kamar selama kurang lebih 2 jam tanpa ada kata – kata. Karena sudah malam, akhirnya Rasya pamit untuk pulang. Dan aku diam saja. Aku tak ingin berbicara dengannya lagi untuk saat ini. Aku benar – benar kecewa dengan Rasya. Tapi, aku juga tak bisa berhenti memikirkan Rasya. Masalah? Masalah apa yang dihadapi Rasya? Separah itukah sampai dia tidak mengabariku selama 3 tahun?.
                “Alira, bangun. Udah siang. Kamu harus siap – siap ke kampus. Jangan telat lagi”
                “Ibu jam berapa ini? Alira capek bu. Alira sakit.” Kataku
                “Yasudah kamu istirahat aja dulu ya. Semoga cepat sembuh sayang” sambil mencium keningku.
                Rasanya hari ini aku tak berselera untuk pergi ke kampus gara – gara kejadian semalam. Aku masih benci Rasya. Tapi, mungkinkah dia dating ke sini untuk menjengukku?

Bersambung

0 komentar:

Posting Komentar